·
Mengenai Fakta
1. Sumber : m.poskotanews.com/2013/09/27/minat-baca-warga-indonesia-sangat-rendah/
JAKARTA (Pos Kota)- Minat baca masyarakat Indonesia tergolong
masih rendah. UNESCO pada 2012 melaporkan bahwa indeks minat baca warga
Indonesia baru mencapai angka 0,001. Artinya dalam setiap 1000 orang Indonesia,
hanya ada satu orang yang memiliki minat baca.
Pemilik Fadli Zon Library berkata bahwa saat ini rata-rata
satu buku di Indonesia dibaca oleh lima orang. Angka tersebut didapat dari
165,7 juta jiwa penduduk Indonesia hanya memiliki jumlah terbian buku sebanyak
50 juta per tahun. Dari 64 ribu desa yang ada di Indonesia, ternyata yang
mempunyai perpustakaan hanya 22%. Sementara rendahnya minat baca di kalangan
siswa dikatakan Fadli Zon tidak terlepas dari persoalan perpustakaan sekolah
yang tidak mencukupi dan memadai. Hal ini terlihat dari 110 ribu sekolah yang
ada di Indonesia terindentifikasi hanya 18% yang mempunyai perpustakaan.
2. Sumber : harikaryo.wordpress.com/2012/04/06/menumbuhkan-minat-baca-sejak-usia-dini/
Permasalahan yang dirasakan oleh bangsa Indonesia sampai saat
ini adalah adanya data berdasarkan temuan penelitian dan baca masyarakat
Indonesia relatif masih sangat rendah. Ada beberapa indikator yang menunjukan
masih rendahnya minat baca masyarakat Indonesia. Rendahnya budaya membaca ini
juga dirasakan pada pelajar dan mahasiswa. Perpustakaan di sekolah / kampus
yang ada jarang dimanfaatkan secara optimal oleh siswa / mahasiswa. Demikian
pula kabupaten yang tersebar di nusantara ini, pengunjungnya relatif tidak
begitu banyak. Hal ini menunjukan bahwa masyarakat Indonesia belum mempunyai
budaya membaca.
·
Mengenai Upaya
Menanggulanginya
Menurut saya, kalau dilihat dari
berbagai sarana yang disediakan oleh pemerintah, sudah sangat lumayan sekali
untuk menunjang hal ini, artinya hal ini mendapat dukungan penuh dari
pemerintah. Seperti adanya mading-mading koran ditempat umum, pesan digital di
stasiun kereta api, taman baca masyarakat dan lain sebagainya. Saya berikan
bukti hasil foto yang telah saya foto sendiri saat pulang kampung mengenai
betapa baiknya pemerintah mendukung hal ini, tapi sayang sekali... pesan-pesan
informasi yang berisi pengetahuan ini diabaikan oleh para calon penumpang yang
hanya duduk berdiam memegang gadget. Jadi, hal yang perlu dan paling utama
untuk menanggulangi hal ini adalah dalam cara mengelola diri kita sebaik
mungkin dan sadar akan hal pentingnya membaca. Karena dengan sadar artinya kita
memiliki sebuah keniatan menuju hal yang lebih baik, setelah itu teruskanlah
pada generasi kita dengan cara menanamkan minat baca masyarakat Indonesia sejak
dini. Karena pembentukan sebuah kebiasaan yang baik akan lebih baik jika
ditanamkan saat dini atau masa-masa golden age. Kemudian, saya paparkan sedikit
ringkasan dari buku “Membaca & Menulis Seasyik Bermain” karangan
Ibunda Aini cetakan tahun 2006 yang berisi tips-tips menanamkan jiwa minat baca
pada anak. Berikut paparannya:
1. Memahami dunia anak
a. Asyik bermain
Anak adalah dimana dunianya untuk memperoleh kesenangan
melalui bermain. Ajak anak mengenal buku seperti mengenalkan mainan pada anak.
b. Mainan edukatif
Kesibukan orang tua dalam bekerja, ditambah kesediaan mainan
di toko-toko, tanpa disadri menjadikan anak-anak kita miskin kreativitas.
Ciptakan mainan sendiri dari bahan-bahan yang ada disekitar dengan beragam
informasi agar ia bisa belajar seperti mengenal huruf, angka, hewan, tumbuhan,
alat transpotasi dan sebagainya.
2. Perkenalkan anak pada buku
sejak dini
a. Siapkan buku dalam jumlah
yang banyak
Pakaian, sepatu, tas, dan aneka mainan memang kebutuhan
anak-anak. Namun, buku seharusnya lebih dari itu.
b. Ke toko buku loakan, why not?
Mengenalkan buku pada anak tidak hanya dengan membeli di
tempat yang baik, hal ini juga menunjang dalam belajar berhemat bahwa ketidak
adaan uang jangan dijadikan kendala.
c. Letakkan buku tidak jauh dari
tempat bermain
Bermain dan membaca bisa menjadi aktivitas yang tidak terpisahkan
apabila orang tua mengondisikannya sejak awal. Cobalah, beri kesan positif
bahwa buku adalah mainan mereka. Tapi, yang perlu diingat dalam hal ini adalah
memilih format buku yang sesuai dengan usia anak.
d. Buat taman bacaan
Membuat ruang khusu untuk sarana membaca anak. Kondisikan
ruang dengan ramai aneka permainan anak dan sesuatu alat yang menunjang untuk
merangsang anak minat dalam baca.
e. Siapkan tempat spesifik untuk
buku-bukunya
Jika tidak ada ruang kosong untuk membuat taman bacaan, tetap
usahakan agar anak memiliki “sudut” perpustakaan sendiri, kondisikan sesuai
keadaan rumah. Sesekali penataan bisa diubah, kalau perlu biar anak yang
melakukannya.
f.
Perkenalkan anak-anak pada perpustakaan
Hal ini bertujuan untuk memikat agar bisa menjadi tempat
rekreasi dan pusat informasi, hal ini akan lebih baik lagi jika perpustakaan
memilki tempat terbuka untuk bermain. Kondisikan anak agar merasa fun dengan kegiatan ini, hal ini
bertujuan agar anak merasa ketagihan.
g. Rutinitas menyenangkan :
Jalan-jalan ke toko buku
Jangan jadikan uang sebagai kendala untuk membeli buku.
Banyak ibu rumah tangga berani berhutang / mengkredit barang-barang mahal untuk
memenuhi kebutuhan anak-anak. Cobalah alih-alih untuk kepada buku.
h. Gali hobi dan minat anak
Dalam memperkenalkan buku pada anak tidak usah mengatakan
“buku ini penting loh...”. Bisa memperkenalkan buku pada anak saat-saat anda
sedang melakukan sesuatu. Misalnya saja ketika memasak, ajak anak untuk
membacakan resep apa saja untuk memasak.
i.
Kado istimewa: Buku dan teman-temannya
Biasakanlah memberi kado berupa buku yang menunjang untuk
anak, tidak hanya buku tetapi juga bisa apa saja guna untuk sarana menulis.
j.
Buku: Oleh-oleh bepergian
Bisakanlah buku sebagai oleh-oleh untuk anak, siapapun akan
merasa senang jika mendapat sebuah oleh-oleh. Jadikanlah ajang ini sebagai
manfaat penunjang minat baca dan tulis anak.
k. Ajari anak-anak menabung
untuk beli buku
Sebagai orang tua bisa saja langsung membeli buku untuk
anak-anak. Namun, bukan itu esensinya. Mengajarkan anak untuk menabung untuk
membeli buku, memberikan betapa pentingnya nilai sebuah buku.
l.
Buku sebagai bekal di perjalanan
Jika kita melihat negara maju seperti Jepang, buku sebagai
sarana wajib untuk dipegang dalam kondisi apapun seperti saat dalam kereta,
mall, taman kota, dimana saja buku menjadi teman setia mereka. Hal ini bisa
dilakukan saat-saat para orang tua bersama anak-anaknya untuk menjadikan buku
sebagai bekal di perjalanan, gunanya agar waktu yang terbuang untuk duduk
menunggu sampai tujuan dapat terisi oleh hal-hal yang bermanfaat.
m. Anak sebenarnya hanya perlu
contoh
Jadilah orang tua yang konsisten. Orang tua adalah figur
pertama dan figur utama seorang anak. Jika ingin anak-anak membaca, pastikan
diri kita telah memulainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar