Selasa, 01 April 2014

Menumbuh Kembangkan Minat Baca Masyarakat Indonesia Sejak Dini



·         Mengenai Fakta
1.    Sumber : m.poskotanews.com/2013/09/27/minat-baca-warga-indonesia-sangat-rendah/

JAKARTA (Pos Kota)- Minat baca masyarakat Indonesia tergolong masih rendah. UNESCO pada 2012 melaporkan bahwa indeks minat baca warga Indonesia baru mencapai angka 0,001. Artinya dalam setiap 1000 orang Indonesia, hanya ada satu orang yang memiliki minat baca.

Pemilik Fadli Zon Library berkata bahwa saat ini rata-rata satu buku di Indonesia dibaca oleh lima orang. Angka tersebut didapat dari 165,7 juta jiwa penduduk Indonesia hanya memiliki jumlah terbian buku sebanyak 50 juta per tahun. Dari 64 ribu desa yang ada di Indonesia, ternyata yang mempunyai perpustakaan hanya 22%. Sementara rendahnya minat baca di kalangan siswa dikatakan Fadli Zon tidak terlepas dari persoalan perpustakaan sekolah yang tidak mencukupi dan memadai. Hal ini terlihat dari 110 ribu sekolah yang ada di Indonesia terindentifikasi hanya 18% yang mempunyai perpustakaan.
2.    Sumber  : harikaryo.wordpress.com/2012/04/06/menumbuhkan-minat-baca-sejak-usia-dini/

Permasalahan yang dirasakan oleh bangsa Indonesia sampai saat ini adalah adanya data berdasarkan temuan penelitian dan baca masyarakat Indonesia relatif masih sangat rendah. Ada beberapa indikator yang menunjukan masih rendahnya minat baca masyarakat Indonesia. Rendahnya budaya membaca ini juga dirasakan pada pelajar dan mahasiswa. Perpustakaan di sekolah / kampus yang ada jarang dimanfaatkan secara optimal oleh siswa / mahasiswa. Demikian pula kabupaten yang tersebar di nusantara ini, pengunjungnya relatif tidak begitu banyak. Hal ini menunjukan bahwa masyarakat Indonesia belum mempunyai budaya membaca.

·         Mengenai Upaya Menanggulanginya
Menurut saya, kalau dilihat dari berbagai sarana yang disediakan oleh pemerintah, sudah sangat lumayan sekali untuk menunjang hal ini, artinya hal ini mendapat dukungan penuh dari pemerintah. Seperti adanya mading-mading koran ditempat umum, pesan digital di stasiun kereta api, taman baca masyarakat dan lain sebagainya. Saya berikan bukti hasil foto yang telah saya foto sendiri saat pulang kampung mengenai betapa baiknya pemerintah mendukung hal ini, tapi sayang sekali... pesan-pesan informasi yang berisi pengetahuan ini diabaikan oleh para calon penumpang yang hanya duduk berdiam memegang gadget. Jadi, hal yang perlu dan paling utama untuk menanggulangi hal ini adalah dalam cara mengelola diri kita sebaik mungkin dan sadar akan hal pentingnya membaca. Karena dengan sadar artinya kita memiliki sebuah keniatan menuju hal yang lebih baik, setelah itu teruskanlah pada generasi kita dengan cara menanamkan minat baca masyarakat Indonesia sejak dini. Karena pembentukan sebuah kebiasaan yang baik akan lebih baik jika ditanamkan saat dini atau masa-masa golden age. Kemudian, saya paparkan sedikit ringkasan dari buku “Membaca & Menulis Seasyik Bermain” karangan Ibunda Aini cetakan tahun 2006 yang berisi tips-tips menanamkan jiwa minat baca pada anak. Berikut paparannya:
1.      Memahami dunia anak
a.      Asyik bermain
Anak adalah dimana dunianya untuk memperoleh kesenangan melalui bermain. Ajak anak mengenal buku seperti mengenalkan mainan pada anak.
b.      Mainan edukatif
Kesibukan orang tua dalam bekerja, ditambah kesediaan mainan di toko-toko, tanpa disadri menjadikan anak-anak kita miskin kreativitas. Ciptakan mainan sendiri dari bahan-bahan yang ada disekitar dengan beragam informasi agar ia bisa belajar seperti mengenal huruf, angka, hewan, tumbuhan, alat transpotasi dan sebagainya.
2.      Perkenalkan anak pada buku sejak dini
a.      Siapkan buku dalam jumlah yang banyak
Pakaian, sepatu, tas, dan aneka mainan memang kebutuhan anak-anak. Namun, buku seharusnya lebih dari itu.
b.      Ke toko buku loakan, why not?
Mengenalkan buku pada anak tidak hanya dengan membeli di tempat yang baik, hal ini juga menunjang dalam belajar berhemat bahwa ketidak adaan uang jangan dijadikan kendala.
c.       Letakkan buku tidak jauh dari tempat bermain
Bermain dan membaca bisa menjadi aktivitas yang tidak terpisahkan apabila orang tua mengondisikannya sejak awal. Cobalah, beri kesan positif bahwa buku adalah mainan mereka. Tapi, yang perlu diingat dalam hal ini adalah memilih format buku yang sesuai dengan usia anak.
d.      Buat taman bacaan
Membuat ruang khusu untuk sarana membaca anak. Kondisikan ruang dengan ramai aneka permainan anak dan sesuatu alat yang menunjang untuk merangsang anak minat dalam baca.
e.      Siapkan tempat spesifik untuk buku-bukunya
Jika tidak ada ruang kosong untuk membuat taman bacaan, tetap usahakan agar anak memiliki “sudut” perpustakaan sendiri, kondisikan sesuai keadaan rumah. Sesekali penataan bisa diubah, kalau perlu biar anak yang melakukannya.
f.        Perkenalkan anak-anak pada perpustakaan
Hal ini bertujuan untuk memikat agar bisa menjadi tempat rekreasi dan pusat informasi, hal ini akan lebih baik lagi jika perpustakaan memilki tempat terbuka untuk bermain. Kondisikan anak agar merasa fun dengan kegiatan ini, hal ini bertujuan agar anak merasa ketagihan.
g.      Rutinitas menyenangkan : Jalan-jalan ke toko buku
Jangan jadikan uang sebagai kendala untuk membeli buku. Banyak ibu rumah tangga berani berhutang / mengkredit barang-barang mahal untuk memenuhi kebutuhan anak-anak. Cobalah alih-alih untuk kepada buku.
h.      Gali hobi dan minat anak
Dalam memperkenalkan buku pada anak tidak usah mengatakan “buku ini penting loh...”. Bisa memperkenalkan buku pada anak saat-saat anda sedang melakukan sesuatu. Misalnya saja ketika memasak, ajak anak untuk membacakan resep apa saja untuk memasak.
i.        Kado istimewa: Buku dan teman-temannya
Biasakanlah memberi kado berupa buku yang menunjang untuk anak, tidak hanya buku tetapi juga bisa apa saja guna untuk sarana menulis.
j.        Buku: Oleh-oleh bepergian
Bisakanlah buku sebagai oleh-oleh untuk anak, siapapun akan merasa senang jika mendapat sebuah oleh-oleh. Jadikanlah ajang ini sebagai manfaat penunjang minat baca dan tulis anak.
k.       Ajari anak-anak menabung untuk beli buku
Sebagai orang tua bisa saja langsung membeli buku untuk anak-anak. Namun, bukan itu esensinya. Mengajarkan anak untuk menabung untuk membeli buku, memberikan betapa pentingnya nilai sebuah buku.
l.        Buku sebagai bekal di perjalanan
Jika kita melihat negara maju seperti Jepang, buku sebagai sarana wajib untuk dipegang dalam kondisi apapun seperti saat dalam kereta, mall, taman kota, dimana saja buku menjadi teman setia mereka. Hal ini bisa dilakukan saat-saat para orang tua bersama anak-anaknya untuk menjadikan buku sebagai bekal di perjalanan, gunanya agar waktu yang terbuang untuk duduk menunggu sampai tujuan dapat terisi oleh hal-hal yang bermanfaat.
m.    Anak sebenarnya hanya perlu contoh
Jadilah orang tua yang konsisten. Orang tua adalah figur pertama dan figur utama seorang anak. Jika ingin anak-anak membaca, pastikan diri kita telah memulainya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar