Ayah Bunda.. fase-fase
perkembangan dan pertumbuhan anak adalah hal yang merupakan penting untuk
diketahui, kenapa? Karena agar kita tahu harus bagaimana sebagai orang tua
untuk anak kita atau untuk anak kita nanti. Perkembangan dan pertumbuhan bisa
dilihat secara fisik, intelektual, dan emosional.
A. Fisik
Pertumbuhan fisik
seorang anak memiliki pola yang unik. Secara umum, ada 4 periode pertumbuhan
fisik, diantaranya:
1.
Pralahir hingga 6 bulan, di
periode ini pertumbuhan berjalan sangat cepat.
2.
Usia selanjutnya melambat
dan stabil sampai usia 8-12 tahun.
3.
Usia pubertas 15-16 tahun,
pada periode ini pertumbuhan sangat cepat dan lazim inilah yang disebut ledakan
masa pubertas.
4.
Periode ke empat adalah
masa dewasa, pertumbuhan ini lamban. Tinggi badan biasanya akan tetap sampai
tua, namun berat badan masih bisa berubah-ubah.
B. Intelektual (Kognitif/Akal)
Ayah
bunda... pada masa seorang anak usia 0-8 tahun adalah masa golden age atau masa
keemasan, saat usia tersebut perkembangan otak sangatlah luar biasa cepatnya,
sehingga diharapkan ayah bunda dapat memanfaat keadaan ini yaitu dengan cara
memupuk dengan stimulus atau rangsangan-rangsangan yang baik untuk otak, agar
kemudian nanti anak kita bisa berkembang sesuai dengan harapan. Tahukah kamu? Pada
usia 20 minggu hingga 2 tahun seorang anak, sel-sel otak mengalami proses
meilinasi, yakni sel otak dibungkus dengan meilin. Hal ini bisa di ibaratkan sebagai
kabel listrik yang jika tidak dibungkus isolator, apakah yang akan terjadi? Hal
ini tentunya akan terjadi kosleting. Jadi, dengan adanya meilin pada sel otak
membuat orang menjadi berpikir lebih cepat, dan merupakan salah satu kemampuan
kognitif yang sangat penting.
Tetapi,
stimulus tidak juga tidak akan berkembang dengan baik jika kebutuhan gizi
seorang anakpun kurang. Jadi, faktor ini juga penting selain stimulus. Beberapa
zat semacam DHA, kolin, asam folat dan juga protein sangatlah menentukan proses
pembentukan dan pertumbuhan sel-sel otak. Jadi, sebagai bunda.. pilihlah
makanan yang baik untuk anak.
Menurut
Piaget, tahapan perkembangan kognitif seorang individu terbagi menjadi 4 tahap,
yaitu:
1.
0-2 tahun, pada usia ini
seorang individu sudah mengenal tentang ruang, waktu, tempat, sebab-akibat,
benda-benda tetap. Di usia ini juga seorang individu berusaha melakukan
aktivitas dengan meraba, merasakan, melalui gerakan tangan, mulut atau dengan
organ tubuh lainnya.
2.
2-6 tahun, di usia ini
seorang individu sudah memiliki pre-operasi, dengan ciri khas penggunaan
aktivitas yang lebih abstrak atau simbolis, seperti menggunakan bahasa dan
memahami angka-angka, termasuk operasi matematika sederhana.
3.
6-11 tahun, seorang
individu sudah memiliki operasi konkrit yakni ketika anak mulai belajar tentang
aturan-aturan, silogisme yaitu menarik sebuah simpulan.
4.
11-15 tahun, ini adalah
masa pubertas dimana pada tahap ini anak telah mampu berpikir operasi formal
yakni mampu memahami tentang kronologi peristiwa serta logika berpikir
proporsional dan juga sudah berpikir secara konseptual abstraksi.
C. Emosi
Fase perkembangan
emosi anak terbagi dalam beberapa masa sebagai berikut:
1.
Usia 0-18 bulan, masa ini
adalah ketika anak tergantung penuh kepada orang tua dan orang-orang sekitarnya.
Oleh karena itu, perlakuan orang tua dan orang-orang sekitar sangatlah
mempengaruhi karakter si bayi.
2.
Usia 18 bulan-3 tahun, pada
masa ini biasanya anak sudah bisa berjalan dan melakukan eksplorasi di
lingkungannya, hal ini juga membuat anak merasa bebas dan merdeka. Pada usia
ini, ayah bunda harap janganlah terlalu sering melarangnya untuk mengekspresikan
kebebasannya. Cukuplah ayah bunda mengawasinya saja. Jika orang tua mampu
me-menage emosi anak dengan baik, Insya Allah.. ia akan memiliki emosi dengan
baik, ke depannya ia akan tumbuh menajadi anak yang merdeka dan mandiri. Misal ketika
anak sedang bermain api, biarlah kita melihatnya saja tetapi jika situasinya
anak sedang berbahaya barulah ayah bunda bertindak, menghindarkannya dengan
sentuhan lembut dan bahasa yang baik.
3.
Usia 3-5 tahun, pada usia
ini anak sudah mulai suka bergaul dengan temannya. Hal ini bisa membuat anak
mampu mengambil inisiatif dan terampil dalam berinteraksi. Dan biasanya juga
pada fase ini akan muncul sahabat imajiner, misalnya anak bercakap dengan
mainannya sendiri, pada saat ini biarkan saja anak bercakap-cakap dengan
sahabat imajinernya. Jadikanlah peran sahabat
imajiner adalah sebagai entry point untuk
menanamkan nilai-nilai islami. Misal anak bunda menyukai film kartun DORA, hal ini
bisa dimanfaatkan yaitu dengan cara bunda menceritakan tentang DORA, bahwa dia
adalah seorang anak yang periang, senang membantu orang tua dan orang lain,
bahkan DORA adalah anak yang muslimah suka sekali dengan jilbab yang dipakainya
dan rajin mendoakan kedua orang tuanya.
4.
Usia 5-12 tahun, pada fase ini anak mulai mempelajari kaidah
dan aturan yang mengendalikan suatu pekerjaan, juga konsep keadilan dan
rahasia. Dalam fase ini bunda bisa mengajarkan anak bunda dengan menceritakan
rahasia-rahasia kecil, misalnya “ssstt... besok ulang tahun ayah, kita buat
kejutan untuk ayah yuk.. “. Jika pada fase ini berjalan dengan baik,
keterikatan antara orang tua dan anak semakin kuat dan anak pun Insya Allah
akan terdorong untuk menceritakan rahasia-rahasianya kepada orang tua. Orang tua
menjadi sasaran curhat bagi mereka. Jadi, kesimpulannya pada usia ini kebutuhan
privasi anak juga semakin bertambah. Sehingga, kebutuhan akan ruang pribadi itu
harus bunda penuhi. Tanamkan juga sifat-sifat untuk saling menghargai, misalnya
tempat tidur, atau barang-barang milik pribadi atau lokasi-lokasi yang khusus
menjadi gua baginya, sekiranya bunda perlu menghargai privasi itu. Termasuk ketika
anak bergaul dengan teman-temannya dan ketika ego seorang anak pun muncul,
sebaiknya bunda secara bijak tidak menghakiminya sebagai egois. Seorang anak
pada fase ini memang telah memahami keadilan tapi sifat kata “AKU” pada fase
ini tidak bergeser. Dan pada masa ini juga, sahabat imajiner seorang anak telah
pudar.
5.
Usia Remaja (Pubertas)
Pada fase ini anak sudah merasa ingin bebas lepas
merdeka. Dan ia juga sudah bisa mengambil pelajaran dari kesalahan-kesalahan
serta mampu mencari solusi atas perselisihan dengan cara digunakan dengan orang
dewasa. Ia sudah mampu memahami posisinya dalam bermasyarakat, dalam fase ini
yang paling menonjol adalah ciri khas lelaki dan perempuan sudah mulai tampak,
yang juga disertai dengan ketertarikan terhadap lawan jenis. Dan pada fase ini
keterikatan seorang anak dengan orang tua akan bisa sedikit berkurang, karena
anak pada fase ini anak lebih percaya dengan teman. Jika ayah bunda tidak dapat
menyesuaikan dengan pola pikirnya remaja, dalam artian “tidak gaul” maka anak
semakin enggan berinteraksi dengan orang tuanya.
Anak remaja cenderung senang sekali berdiskusi dan
berdebat, bahkan membantah. Ia telah merasa menjadi orang dewasa yang bisa
mengambil pilihan sendiri. Oleh karenanya diharapkan ayah bunda lebih banyak
memberi kelonggaran atau kebebasan untuk menentukan pilihannya meski ayah bunda
tidak lantas berlepas diri darinya. Orang tua yang otoriter cenderung tidak
akan berhasil mengarahkan anak untuk mengoptimalakan potensinya. Jika anak
sukses di satu bidang, bisa di pastikan tidak sukses di bidang-bidang yang
lain.
Ajari pula anak untuk merencanakan masa depannya dengan
posisi ayah bunda bukan sebagai hakim atau guru, tetapi lebih kepada SAHABAT. Jadi
jangan terlalu cerewet dengan terus menerus menasehati secara formal, bahkan
mendiktenya.
Sudah segitu sajalah.. postingan
lanjutan dari Parenting-Bab Menjadi Calon Seorang Ibu yang Kaya Akan Ilmu Mendidik Anak, mudah-mudah bunda
bisa menjadi seorang bunda yang bijaksana dalam mendidik anaknya dan untuk
calon bunda, hendaklah cari ilmu sebanyak-banyaknya tentang bab sebelum,
menjelang dan sampai saat ketika mempunyai anak, agar bisa menjadikan diri kita
sebagai perempuan yang masih terbungkus dalam fitrahNYA. Allahumma Aamiin...
dan untuk seorang ayah, hendaklah memimpin keluarga dengan baik, saran dari
Bunda Deska.. kalau bisa ayah ketika pulang kerja berilah oleh-oleh buku
bagaimana cara mendidik anak untuk istri ayah dan untuk ayah sendiri, agar
suatu kekeluargaan tercipta tetap dalam berkahnya yaitu menuju sakinah, mawadah
dan warahmah. Untuk calon ayah juga.. hendaklah mencari ilmu tentang bab
bagaimana menjadi seorang ayah yang baik, dengan begitu Insya Allah seorang
calon ayah dan seorang calon bunda bisa memilih calon pasangan dengan kriteria
yang menurut calon ayah bunda itu baik, Allah berfirman:
“Perempuan-perempuan yang keji
untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan
yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang
baik dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula). Mereka
itu bersih dari apa yang dituduhkan orang. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki
yang mulia (surga)”. (Q.S An-Nur : 26)
Jadi, hendaklah para calon ayah
bunda cari ilmu sebanyak-banyaknya yah... dan jadikan diri kita sebagai seorang
yang baik agar kita pula mendapat pasangan yang baik pula. Allahumma Aamiin...
INGAT! Anak adalah investasi dunia maupun akhirat.
INGAT! Anak adalah investasi dunia maupun akhirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar